Kepada mbak Oni, cinta yang tak perlu diucapkan
Untuk mbak Oni, satu-satunya kakak yang kupunya selama ini. Kurasa tidak perlu diucapkan, tapi biar kuberitahu, aku cinta kamu. Sebetulnya agak lucu aku menulis ini karena jenis persaudaraan kita bukanlah jenis yang dibalut dengan kata-kata manis atau pelukan erat jika salah satu dari kita sedang bersedih. Persaudaraan kita lebih seperti sahabat yang tidak perlu melibatkan fisik.
Aku, yang masih sering bersikap kanak-kanakkan merasa kamu adalah kakak yang berpikir rasional terhadap apapun.
Untuk mbak Oni, kakak yang bersama-sama denganku selama enam belas tahun ini, aku mensyukuri kehadiran kamu sebagai kakakku. Kita, yang selalu diajarkan untuk berbagi oleh bapak dan mama, yang seringnya lebih banyak bertengkar untuk hal-hal sepele karena keegoisanku, yang tak segan-segan kupukul jika kamu menggodaku dengan berlebihan. Yang kuingat, dulu kamu pernah menangis meraung-raung ketika Mama memarahimu saat kita bertengkar, yang selalu tidur bersisian denganku sampai hari ini.
Dalam kehidupan remajaku, terima kasih kamu sudah ada dan memberiku nasihat-nasihat mengenai apa yang seharusnya kupilih dan yang seharusnya kulakukan untuk masa depanku. Terima kasih untuk mau berbagi semua pikiran positif meski kadang aku menyanggahnya dengan opiniku sendiri.
Kita sudah semakin dewasa dan aku merasa kita jauh lebih dekat dari sebelumnya. Meski tanpa pelukan mendukung, meski tanpa senyum bangga, meski tanpa kata-kata yang membesarkan hati, tapi kita tahu kita lebih dekat dari apapun.
Untuk mbak Oni, kakak yang kukagumi semangatnya untuk lebih baik, yang selalu tidur larut demi mendapat nilai terbaik, yang terlambat makan dan bilang ‘nanti’ ketika Mama menyuruh makan malam, yang selalu kupinjami uangnya dan tak pernah kukembalikan. Terima kasih untuk berjalan bersamaku dalam perjalanan menjadi dewasa.
Meski terkadang aku kesal karena kita berbeda hobi, tapi aku sayang kamu. Lebih dari apapun dan aku mengharapkan yang terbaik untuk kamu. Semoga segala perjuangan kamu, segala pelajaran yang sudah susah payah kamu pelajari, berguna untuk masa depan kamu. Kita harus berhasil, mbak, karena itu yang diharapkan orang tua kita.
Semoga kamu bahagia di masa depan dan kita masih akan menjadi kakak-adik yang saling mendukung tanpa perlu diucapkan. Kita masih akan menjadi kakak-adik yang bertukar cerita dan ide-ide gila yang tak pernah sempat dilakukan.
Karena kamu jarang membicarakan kisah cinta kamu, kuharap kamu mendapatkan priamu yang paling baik nanti. Jangan terlalu memaksakan diri. Apapun itu yang ingin kamu raih, utamakan kesehatanmu.
Kepada Furqoni Syahfitri, kudoakan kamu segalanya untuk masa depan kamu. Tentu saja aku tidak harus mengucapkan itu kepada kamu, mbak :)
With Love,
Orin
0 komentar:
Posting Komentar