Kemarin..
Perasaanku masih menggenggammu dalam dangkal mimpi yang sebentar. Aku tak basah. Kau tak membanjiriku. Dangkal.
Kemarin..
Aku masih mampu mengukiri batu kenangan dengan senyum meski palsu di hadapanmu. Aku katakan saja aku baik-baik saja.
Kemarin..
Aku masih bisa mengatakan "aku sudah sehat dan tak perlu obat".
Kemarin..
Se-kemarin-ku hanya ada kau dalam seluruh neuron otakku yang bekerja. Mereka membuat replikamu untuk tetap hidup dalam hatiku.
Kemarin..
Ah sudah banyak kemarin yang kubicarakan. Jariku tak mampu mengetik lebih banyak kemarin tentangmu meski ada banyak kemarin yang bermain diperasaanku, diotakku. Aku tau ada lebih banyak besok yang harusnya kusiapkan tanpa kamu tapi aku tak tau mengapa hanya kemarin yang berputar-putar disini, di dadaku. Kau belum pergi, meski sesungguhnya kau sudah pergi.
Kemudian..
Kita meninggal dalam akhir yang kuyakini tak bahagia. Tak ada lagi kita hanya ada aku sendiri yang meniadakan.
0 komentar:
Posting Komentar