Kepada kamu yang meneduhkan

Harus berapa banyak kata yang aku ungkapkan untuk kamu? 
Aku ingin menuliskan kebahagiaanku dalam sebuah surat, di mana kamulah yang menjadi penyebab utama terjadinya. Kebahagiaan ini akan aku simpan sebagai cerita masa depan ketika kamu mengetahui siapa aku dimatamu.

Entah siapa yang membawaku melalui perjalanan panjang dan akhirnya menemukan kamu. Menemukan sosok yang pantas untuk aku kagumi. Kamu terlihat begitu istimewa dalam kesederhanaanmu. Aku suka suaramu. Umm atau aku suka karena suara itu berasal dari pita suaramu? Entahlah. Yang harus kau tahu adalah aku bisa tersenyum begitu bahagia ketika mendengarkan suaramu sambil berkhayal kau benar di sampingku.


Eh apa ini yang disebut surat cinta? Bukan, ini bukan surat cinta. Ini hanya surat kaleng untuk kamu si penerima, hanya untuk menyampaikan segala rasa yang ada. Aku hanya bingung mendeskripsikan mengapa aku begitu mengagumimu.


Yang kutahu, aku hanya memiliki kasih. Ya, kasih padamu yang semakin besar di hati. Kasih yang menyebabkanku mulai membuat berbagai toleransi. Toleransi akan berbagai kriteria yang dulu membuat kamu tidak sreg di hati ini.


Ahh.. terlalu banyak hal yang ingin kusampaikan. Masih banyak rasa yang ingin kunyatakan. Selama ini, semua hanya bisa kudoakan. Aku masih menunggu konfirmasi dari Tuhan. Apakah kamu orang yang tepat dan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Tapi doa pun butuh tindakan bukan? Maka inilah tindakan yang kulakukan.

Konyol mungkin. Atau mungkin kau berpikir aku kekanak-kanakan. Yah, tapi beginilah caraku mengungkapkannya. Bukan bermaksud apa-apa, surat ini hanya sebagai alat penyampai rasa. Tapi aku yakin kamu pasti bisa bijaksana dan dewasa dalam menyikapinya. Semoga Tuhan menyertaimu senantiasa ya..

Dalam surat tanpa alamat ini, aku yakin akan sampai kepada pemiliknya. Iya, kamu
Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar