Semua kulakuan diam-diam. Begitu rapi. Hingga hatimu yang beku tak pernah berhasil cair. Semua kusembunyikan. Hingga perasaanmu yang tidak peka tetap saja tak peduli pada gerak-gerikku yang jarang tertangkap oleh sorot matamu. Aku pandai menyembunyikan banyak hal hingga kau tak memahami yang sebenarnya terjadi.

Rasanya menyebalkan jika aku tak mengetahui isi hatimu. Kamu sangat sulit kutebak, kamu teka-teki yang punya banyak jawaban, juga banyak tafsiran. Aku takut menerjemahkan isyarat-isyarat yang kautunjukkan padaku. Aku takut memercayai perhatian sederhanamu yang kauperlihatkan secara terselebung. Aku takut. Aku takut. Takut. Semakin takut jika perasaan ini bertumbuh ke arah yang tak kuinginkan. Tolong hentikan langkahku, jika memang segalanya yang kuduga benar adalah hal yang salah di matamu. Tolong kembalikan aku ke jalanku dulu, sebelum aku mengganggu rute tujuanmu.


Ketahuilah, Tampan. Aku sedang berusaha melawan jutaan kamu yang mulai mengepul otakku, seperti asap rokok yang menggantung di udara; kamu seakan-akan nyata. Dan, selama ini juga, aku tak pernah berani mengatakan satu hal yang mungkin mengagetkanmu; aku mulai menyukaimu.


Tolong buat aku lupa, karena aku tak lagi temukan cara terbaik untuk menghilangkan kamu dari pikiranku.
Category: 0 komentar
Sepuluh jari ini ternyata multifungsi. Selain menari menceritakan tentang objek yang kurindukan dalam tulisan, ia juga suka merapat agar sepuluh jari ini bisa terlipat. Menaruhkan beberapa nama, menyelipkan beberapa pinta, bersyukur untuk segala hal yang telah diterima, minta maaf pada pencipta, jemari ini pun membungkus doa. Dilapisi sayap ketulusan ia pergi ke tempat dimana malaikat sering rapat. Tak semewah sayap lainnya, sayap ini begitu sederhana. Tapi justru karena kesederhanaannya aku yakin, sebungkus doa pasti diterima pencipta. Hanya lewat sebungkus doa tanpa mengirimkan apa-apa selain percaya.

Ketika mata ini terpejam, Tuhan tau isi hati lebih duluan. Ia lebih tau rentetan daftar yang kubutuhkan, tapi kadang mata terbutakan oleh ketidaksabaran. Aku tak pernah tau bagaimana tempat berbungkus-bungkus doa dari dunia terkumpul, tapi Tuhan memberitahu agar segalanya terlaksana jadi nyata sampai kedunia hanya dengan satu simpul. Percaya. Mungkin doa tak bisa diteropong oleh mata dan segalanya terlihat mustahil diterima pikiran manusia. Tapi justru hanya percaya yang bisa membebaskan ketidakmungkinan yang dilahirkan pikiran.


Melipat jemariku, pertanda doa-doa siap dikirimkan pada Tuhan dan namamu tak lupa selalu kuselipkan. (Hey tunggu! Aku hafal namamu!). Itu salah satu simpul kebahagiaan. Membiarkan tangan Tuhan mempersatukan, kita hanya tunggu giliran. Benar kan?
Category: 0 komentar

Kepada kamu dari kejauhan

Kepada kamu dari kejauhan, 

Melihatmu dari kejauhan seperti membuat daerah pertahanan. Bertahan sampai batas yang tidak bisa ditentukan. Melihatmu dari kejauhan seperti menghadirkan suatu pertemuan tanpa kamu harus melihatku duluan. Melihatmu dari kejauhan sebenarnya hanya ingin mengurangi rinduku perlahan lahan, dan tidak membiarkan perasaan itu hilang. Dari dulu hingga sekarang, bukannya selalu begitu kan? Melihatmu dari kejauhan sambil terus mengulang kebisuan. Melihatmu dari kejauhan, itulah caraku mencintaimu diam diam. Ribuan orang bilang, ini suatu kesalahan. Namun, setiap rasa yang kurasakan jatuhnya lebih besar dibanding semua keraguan yang kupikirkan.

Melihatmu dari kejauhan adalah caraku mencintaimu seperti Tuhan. Yang lebih banyak memperhatikan dari kejauhan, yang lebih banyak menjaga dari tempat yang tak ketahuan. Tuhan ada sama seperti aku. Hanya saja kamu belum perlu tau keberadaanku. Melihatmu dari kejauhan kadang menyenangkan dan kadang menyedihkan. Tapi aku selalu mengerjakannya dengan ketulusan, tanpa menyesal karena ada kerugian. Mencintaimu seperti pergi kedunia mimpi dan membawa banyak peri yang mengajariku belari dengan satu kaki atau menari dengan pelangi. Yang tak pernah kulakukan setiap hari sebelum bertemu mimpi dan para peri.

Dengan melihatmu dari kejauhan, hatiku tak pernah mau pulang. Karena disitu tempatmu seorang yang membuatku merasa terang dan nyaman. Melihatmu dari kejauhan, mungkin hanya itu sekarang yang bisa kulakukan. Tapi ketika waktu sudah penuh dengan kebisuan, dan dimana harus ada perhentian, mungkin kita akan ada di dalam suatu pertemuan yang disatukan Tuhan.
Category: 0 komentar

Dearest Blog...

I just want to tell you, its very unfair. Like a stuck road. I was draw and write everything, then i broke the paper. Draw again and erase, and repeat it. I don't know is it mean i'm in love again or not. hahaha, very shy to say that. But i saw the eyes who told me "be calm, everythings gonna be right". Sometime its told me "hey, you're a good girl, so  dont  be afraid.." and its really make me no worry, then i feel better. I wont this feel walked more than this. now is comfortable enough for me. hahaha, this is curhat tergalau i ever made! hahahaha. Thanks to be best place to share, who not judge or hate me and always stay when i need. 





With my pleasure, with my english which very very not good..
Thanks a lot my dearest blog. =')
Category: 0 komentar