Tuhan, lirikkanlah mataMu pada kisahku dan dia. Biarkan dia mengendap-endap berlari dari khayalanku lalu memasuki dunia nyataku. Walaupun sebenarnya, aku benci jatuh cinta, terutama dengan dia yang tak pernah kusentuh wajahnya. Saat jantungku harus berdegup kencang karena sapaannya, saat mataku rela tak terpejam hanya untuk memikirkannya yang selalu ada dalam pikiranku. Tapi, dibalik perasaan canggung, malu, dan rindu itu, kutemukan BAHAGIA.. Sesuatu yang belum tentu diciptakan Einstein dengan kemampuan otaknya, itulah cinta, yang membuat aku rela menatap handphone ber jam-jam hanya untuk menunggu kabar darinya..
Category: 0 komentar
Awalnya, matamu dan senyummu tak berarti apa-apa untukku. Sapaanmu, senyummu, tutur katamu, bukan menjadi alasan senyumku setiap harinya. Semua mengalir begitu saja, tanpa tau bahwa cinta diam-diam menyergap dan menyeringai santai dibalik hatiku. 

Tatapan matamu, mulai menjadi hal yang tak biasa dimataku. Renyah suara tawamu menghipnotis bibirku untuk melengkungkan senyum manis, menyambut lekuk bibirmu yang tersenyum saat menatapku. Aaaah, mengapa itu selalu saja menjadi alasan untukku menjadikanmu objek yang harus kuingat diotakku?

Aku tau semua berubah menjadi begitu indah. Aku bertanya ragu, inikah kamu yang mampu membuatku melamun sepanjang waktu?

Tapa kusadari, diam-diam namamu selalu kuselipkan dalam setiap tulisan di buku harianku, tersenyum tanpa sebab sambil menjentikkan jemariku. Tanpa kesengajaan, kau hadir dalam mimpiku, memelukku erat dan hangat, hari-hariku kini terisi oleh hadirmu.. 

Saat menatap matamu, ada kata-kata yang sulit keluar dari bibirku. Berani-beraninya kamu mengganggu pola makan dan jam tidur malamku! Setiap malam, saat dingin menyergap tubuhku, aku malah membayangkanmu!

sudah lama aku memperhatikanmu diam-diam, tanpa berani menyapamu lebih dulu, tanpa mau mengusik aktifitasmu. itulah aku, yang diam-diam memperhatikan sosokmu. Aku tak pernah bebas mencintaimu, aku aku lebih suka mencintamu secara diam-diam. Aku lebih suka mencintaimu tanpa harus ada banyak orang yang tau. Seringkali, ada rasa sakit yang menyelinap secara nyata dalam "kerahasiaan" ini. :')
Category: 0 komentar
Untukmu, sebab dari lamunan dan diamku,

Mungkinkah kamu membaca ini? Sepotong surat tak logis dari seseorang yang sering membiarkan bayangmu tetap berotasi di otaknya. Sejumput kata-kata yang bercerita tentangmu. Tahukah kamu bahwa jemariku juga menyukaimu sebagai seseorang yang ingin sekali ditulis olehnya?

aku hanya ingin melihat senyummu yang jujur seperti waktu itu. Aku hanya ingin kembali merasakan bening matamu menggerogoti indra pengelihatanku. Inginku hanya satu: menjalani apa yang kuyakini sebagai kata hati.

Sepertinya aku menyukaimu..

Karena aku sering merindukanmu, karena aku bahkan tak tau mengapa aku bisa begitu menggilaimu

Maafkan aku, karena terus menjadi pengecut yang mengikuti bayang-bayangmu
Maafkan aku, karena dengan lancang menulis ini untukmu


Kepadamu yang masih saja tak mengerti perasaanku..
Category: 0 komentar

KAMU

Kepadamu, yang diam di sudut itu,

aku seringkali memerhatikanmu, tersenyum diam-diam melihat wajahmu yang kelelahan.
Aku memangku daguku diatas meja belajar, ini terlalu sulit untuk dipahami, aku ingin kau mengerti apa yang aku rasakan, tapi aku tak pernah berani menyatakannya.

aku memutar otak, berharap wajahmu kembali berotasi dalam jutaan sel yang berada di otakku. Aku berharap bayangmu kembali mengalir menuju otak kanan, lalu bermuara di otak kiri. Tahukah kamu kalau aku membutuhkan waktu beberapa menit untuk sekedar mematung dan terdiam? Hanya untuk mengingatmu kembali, hanya untuk mereka-reka kata-kata yang pasti, agar bisa menggambarkanmu dalam persepsi.

aku tak tau perasaan ini harus disebut apa, aku juga tak tau bagaimana mempersepsikan kehadiranmu dalam hari-hariku. Tapi.. kadangkala aku merasa bahwa kamu adalah bagian dari diriku, pantaskah aku mengeluh jika sosokmu hanya membuat hatiku peluh?

Seorang pria, sederhana saja. Senyumnya menyimpan banyak tanda tanya, tatapannya mengganggu laju kerja otak, dan gerak-geriknya memaksaku agar tidak melewati setiap inci perpindahannya

Lalu, semua terjadi begitu saja. sebuah rasa yang mucul tanpa pernah aku inginkan, aku dan dia, mengalir, begitu saja, seperti curah lembut hujan yang jatuh ke permukaan. Sederhana sekali, cinta memang selalu menuntut kesederhanaan. 

Hari-hariku kini terisi oleh hadirmu, laju otakku kini tak mau berhenti memikirkanmu, aliran darahku menggelembungkan namamu dalam setiap tetes hemoglobinnya. Berlebihan-kah? Bukankah makhluk tuhan selalu bertingkah berlebihan ketika sedang jatuh cinta?

Aku lumpuh dan bisu, saat menatap matamu. Aku membiarkan diriku tersiksa oleh angan yang kau ciptakan dalam manisnya kehadiranmu. Astaga Tuhan, ciptaan-Mu yang satu ini membuatku pusing tujuh keliling!
Ah, kau memang pandai mengganggu pikiran seseorang, sehingga otakku hanya berisi kamu, kamu, dan kamu dalam berbagai bentuk!

Seringkali aku menatapmu dalam-dalam , menyelami sejuk matamu, tercebur dalam hatimu, lalu terpeleset dalam aliran darahmu. Aku sangat ingin menjadi bagian dalam setiap detak jantungmu, aku ingin ikut berhembus saat helaan nafasmu. Tapi, apa semua ingin dan harapku akan menyentuh kenyataan? Inilah yang disebut mimpi, selalu terlalu tinggi

Tahu-tahu sosokmu menjadi sangat penting dalam setiap bangun pagi hingga tidur malamku. Sedetik, semenit, sejam, seharian, hanya kamu saja yang begitu rajin menghampiri otakku. Aku ragu kalau kamu tak punya kerjaan lain selain mengganggu pikiran dan imajinasiku.

Ah, kala itu, cinta tak lagi menjelma menjadi sesuatu yang sederhana, berangsur-angsur tingkatannya berbeda, hingga ia menjelma menjadi dua kata, luar biasa. Perasaan itu tak lagi sekedar teman biasa, tapi kamu berevolusi menjadi lebih dari teman biasa.

Aku kebingungan. Jelas, aku sangat kebingungan! Katakan! Apakah kau kadang memerhatikanku? seperti yang sering kulakukan padamu. Hey! aku tak berharap matamu melotot saat membaca ini, atau mulutmu menganga karena kebingungan menatap setiap kalimat-kalimatnya.


Dari seseorang yang ingin terus berjalan ke arah bayanganmu,
selalu...
Category: 0 komentar
Satu hal kecil yang kau lakukan semalam sudah cukup membuatku begitu bahagia  :)

Makasih yaa.. :*
Category: 0 komentar
Bolehkah terus kupandangi senyummu dari kejauhan, yang tak pernah kau ketahui itu? Salahkah jika kukagumi setiap inci lekuk wajahmu karena nakalnya indera pengelihatanku? Akankah kebodohanku ini terbongkar olehmu? Salahkah jika sosokmu kurindukan diam-diam?
Category: 0 komentar
Kau tokoh utama dalam buku harianku, entah sejak kapan..
Category: 0 komentar