Kamu seperti tanda tanya. Membuat bingung. Selalu terlihat abu-abu. Tak bisakah jadi warna tegas? Putih misalnya? Atau biru?
Category: 0 komentar
Tuhan... selamat pagi, atau selamat siang, dan selamat malam. Aku tak tahu di surga sedang musim apa, penghujan atau kemaraukah? Ataukah mungkin sekarang sedang turun salju? Pasti indah. Kalau boleh berbincang sedikit, aku belum pernah melihat salju. Mungkin, kalau aku sudah cukup dewasa dan sudah bisa menghasilkan uang sendiri, aku akan bisa menyaksikan salju, dengan mata kepalaku sendiri.

Masih tentang hal yang sama, Tuhan. Aku belum ingin ganti topik. Tentang dia. Seseorang yang selalu kuperbicangkan sangat lama bersamaMu. Seseorang yang selalu kusebut dalam setiap frasa kata ketika aku bercakap panjang denganMu.

Aku tahu Kamu tak pernah sibuk. Aku tahu Kamu selalu mendengar isi hatiku meskipun Kamu tak segera memberi pukpuk di bahuku. Aku tak perlu curiga padaMu, soal Kamu mendengar doaku atau tidak. Aku percaya telingaMu selalu tersedia untuk siapapun yang percaya padaMu. Aku yakin pelukanMu selalu terbuka bagi siapapun yang lelah pada dunia yang membuatnya menggigil. Aku mengerti tanganMu selalu siap menyatukan kembali kepingan-kepingan hati yang patah.


Category: 0 komentar
Rasanya semua terjadi begitu cepat, kita berkenalan lalu tiba-tiba merasakan perasaan yang aneh. Setiap hari rasanya berbeda dan tak lagi sama. Kamu hadir membawa banyak perubahan dalam hari-hariku. Hitam dan putih menjadi lebih berwarna ketika sosokmu hadir mengisi ruang-ruang kosong di hatiku. Tak ada percakapan yang biasa, seakan-akan semua terasa begitu ajaib dan luar biasa. Entahlah, perasaan ini bertumbuh melebihi batas yang kutahu.

Kamu mungkin belum terlalu paham dengan perasaanku, karena kamu memang tak pernah sibuk memikirkanku. Berdosakah jika aku seringkali menjatuhkan air mata untukmu? Aku selalu kehilangan kamu, dan kamu juga selalu pergi tanpa meminta izin. Meminta izin? Memangnya aku siapa? Kekasihmu? Bodoh! Tolol! Hadir dalam mimpimu pun aku sudah bersyukur, apalagi bisa jadi milikmu seutuhnya. Mungkinkah? Bisakah?

Di mana letak hatimu? Aku tak bisa bicara banyak, juga tak ingin mengutarakan semua yang terlanjur terjadi. Aku tak berhak berbicara tentang cinta, jika kau terus tulikan telinga. Aku tak mungkin bisa berkata rindu, jika berkali-kali kauciptakan jarak yang semakin jauh. Aku tak bisa apa-apa selain memandangimu dan membawa namamu dalam percakapan panjangku dengan Tuhan.

Terlau banyak pertanyaan. Aku muak sendiri. Aku mencintaimu yang belum tentu mencintaiku. Aku mengagumimu yang belum tentu paham dengan rasa kagumku.

Aku bukan siapa-siapa di matamu, dan tak akan pernah menjadi siapa-siapa. Sebenarnya, aku juga ingin tahu, di manakah kau letakkan hatiku yang selama ini kuberikan padamu. Tapi, kamu pasti enggan menjawab dan tak mau tahu soal rasa penasaranku. Siapakah seseorang yang telah beruntung karena memiliki hatimu?

Mungkin... semua memang salahku. Yang menganggap semuanya berubah sesuai keinginanku. Yang bermimpi bisa menjadikanmu lebih dari teman. Salahkah jika perasaanku bertumbuh melebihi batas kewajaran? Aku mencintaimu tidak hanya sebagi teman, tapi juga sebagai seseorang yang bergitu bernilai dalam hidupku.

Namun, semua jauh dari harapku selama ini. mungkin, memang aku yang terlalu berharap terlalu banyak. Akulah yang tak menyadari posisiku dan tak menyadari letakmu yang sengguh jauh dari genggaman tangan. Akulah yang bodoh. Akulah yang bersalah!

Category: 0 komentar
Kamu tau gimana rasanya menunggu-nunggu seseorang online untuk sekedar menulis beberapa kata di twitter miliknya sendiri? Saya tau rasanya..
Kamu tau gimana rasanya seperti ada kupu-kupu diperutmu saat sekedar chit chat dengan seseorang spesial? Saya tau rasanya..
Kamu tau gimana rasanya ketika disapa terlebih dahulu dengan sebuah message disaat sedang asik-asiknya mengerjakan sesuatu? Dan menghentikan semua kegiatan untuk fokus kepada pembicaraan itu? Saya tau rasanya..
Kamu tau gimana rasanya ketika menyadari seseorang yang terus-menerus berlari-lari difikiranmu saat akan tidur pada malam hari? Dan alhasil kamu jadi lebih susah untuk tidur karna memikirkannya? Saya tau rasanya..
Kamu tau gimana rasanya saat menyadari dia sedang membutuhkan seseorang untuk sekedar bercerita, sekedar mengeluh tentang kehidupan. Tetapi lebih memilih untuk pura-pura tidak tau dan berdiam diri. Hanya mendoakan segala masalah yang menyesakan jiwanya itu telah diselesaikan? Saya tau rasanya..

Untuk seseorang yang bisa membuat hati saya terbuka dan jatuh cinta lagi setelah sekian lama menutup hati :’)

Category: 0 komentar
Aku jatuh cinta pada seseorang yang hanya mampu aku gapai sebatas punggungnya saja.
Seseorang yang aku sanggup menikmati bayangannya dan tidak akan pernah bisa aku miliki,

seseorang yang hadir bagai bintang jatuh,

sekelebat kemudian menghilang,
sebelum tangan ini sanggup mengejar,

seseorang yang hanya bisa aku kirimi isyarat,

sehalus udara, langit awan atau hujan.
(Cukilan dialog dari film “Hanya Isyarat”, bagian dari omnibus film “Rectoverso”)

Category: 0 komentar
Semua kulakuan diam-diam. Begitu rapi. Hingga hatimu yang beku tak pernah berhasil cair. Semua kusembunyikan. Hingga perasaanmu yang tidak peka tetap saja tak peduli pada gerak-gerikku yang jarang tertangkap oleh sorot matamu. Aku pandai menyembunyikan banyak hal hingga kau tak memahami yang sebenarnya terjadi.

Rasanya menyebalkan jika aku tak mengetahui isi hatimu. Kamu sangat sulit kutebak, kamu teka-teki yang punya banyak jawaban, juga banyak tafsiran. Aku takut menerjemahkan isyarat-isyarat yang kautunjukkan padaku. Aku takut memercayai perhatian sederhanamu yang kauperlihatkan secara terselebung. Aku takut. Aku takut. Takut. Semakin takut jika perasaan ini bertumbuh ke arah yang tak kuinginkan. Tolong hentikan langkahku, jika memang segalanya yang kuduga benar adalah hal yang salah di matamu. Tolong kembalikan aku ke jalanku dulu, sebelum aku mengganggu rute tujuanmu.


Ketahuilah, Tampan. Aku sedang berusaha melawan jutaan kamu yang mulai mengepul otakku, seperti asap rokok yang menggantung di udara; kamu seakan-akan nyata. Dan, selama ini juga, aku tak pernah berani mengatakan satu hal yang mungkin mengagetkanmu; aku mulai menyukaimu.


Tolong buat aku lupa, karena aku tak lagi temukan cara terbaik untuk menghilangkan kamu dari pikiranku.
Category: 0 komentar
Sepuluh jari ini ternyata multifungsi. Selain menari menceritakan tentang objek yang kurindukan dalam tulisan, ia juga suka merapat agar sepuluh jari ini bisa terlipat. Menaruhkan beberapa nama, menyelipkan beberapa pinta, bersyukur untuk segala hal yang telah diterima, minta maaf pada pencipta, jemari ini pun membungkus doa. Dilapisi sayap ketulusan ia pergi ke tempat dimana malaikat sering rapat. Tak semewah sayap lainnya, sayap ini begitu sederhana. Tapi justru karena kesederhanaannya aku yakin, sebungkus doa pasti diterima pencipta. Hanya lewat sebungkus doa tanpa mengirimkan apa-apa selain percaya.

Ketika mata ini terpejam, Tuhan tau isi hati lebih duluan. Ia lebih tau rentetan daftar yang kubutuhkan, tapi kadang mata terbutakan oleh ketidaksabaran. Aku tak pernah tau bagaimana tempat berbungkus-bungkus doa dari dunia terkumpul, tapi Tuhan memberitahu agar segalanya terlaksana jadi nyata sampai kedunia hanya dengan satu simpul. Percaya. Mungkin doa tak bisa diteropong oleh mata dan segalanya terlihat mustahil diterima pikiran manusia. Tapi justru hanya percaya yang bisa membebaskan ketidakmungkinan yang dilahirkan pikiran.


Melipat jemariku, pertanda doa-doa siap dikirimkan pada Tuhan dan namamu tak lupa selalu kuselipkan. (Hey tunggu! Aku hafal namamu!). Itu salah satu simpul kebahagiaan. Membiarkan tangan Tuhan mempersatukan, kita hanya tunggu giliran. Benar kan?
Category: 0 komentar

Kepada kamu dari kejauhan

Kepada kamu dari kejauhan, 

Melihatmu dari kejauhan seperti membuat daerah pertahanan. Bertahan sampai batas yang tidak bisa ditentukan. Melihatmu dari kejauhan seperti menghadirkan suatu pertemuan tanpa kamu harus melihatku duluan. Melihatmu dari kejauhan sebenarnya hanya ingin mengurangi rinduku perlahan lahan, dan tidak membiarkan perasaan itu hilang. Dari dulu hingga sekarang, bukannya selalu begitu kan? Melihatmu dari kejauhan sambil terus mengulang kebisuan. Melihatmu dari kejauhan, itulah caraku mencintaimu diam diam. Ribuan orang bilang, ini suatu kesalahan. Namun, setiap rasa yang kurasakan jatuhnya lebih besar dibanding semua keraguan yang kupikirkan.

Melihatmu dari kejauhan adalah caraku mencintaimu seperti Tuhan. Yang lebih banyak memperhatikan dari kejauhan, yang lebih banyak menjaga dari tempat yang tak ketahuan. Tuhan ada sama seperti aku. Hanya saja kamu belum perlu tau keberadaanku. Melihatmu dari kejauhan kadang menyenangkan dan kadang menyedihkan. Tapi aku selalu mengerjakannya dengan ketulusan, tanpa menyesal karena ada kerugian. Mencintaimu seperti pergi kedunia mimpi dan membawa banyak peri yang mengajariku belari dengan satu kaki atau menari dengan pelangi. Yang tak pernah kulakukan setiap hari sebelum bertemu mimpi dan para peri.

Dengan melihatmu dari kejauhan, hatiku tak pernah mau pulang. Karena disitu tempatmu seorang yang membuatku merasa terang dan nyaman. Melihatmu dari kejauhan, mungkin hanya itu sekarang yang bisa kulakukan. Tapi ketika waktu sudah penuh dengan kebisuan, dan dimana harus ada perhentian, mungkin kita akan ada di dalam suatu pertemuan yang disatukan Tuhan.
Category: 0 komentar

Dearest Blog...

I just want to tell you, its very unfair. Like a stuck road. I was draw and write everything, then i broke the paper. Draw again and erase, and repeat it. I don't know is it mean i'm in love again or not. hahaha, very shy to say that. But i saw the eyes who told me "be calm, everythings gonna be right". Sometime its told me "hey, you're a good girl, so  dont  be afraid.." and its really make me no worry, then i feel better. I wont this feel walked more than this. now is comfortable enough for me. hahaha, this is curhat tergalau i ever made! hahahaha. Thanks to be best place to share, who not judge or hate me and always stay when i need. 





With my pleasure, with my english which very very not good..
Thanks a lot my dearest blog. =')
Category: 0 komentar
Diam-diam, aku mencuri pandang ke arahmu. Rasa-rasanya ingin kuhabiskan waktu hanya dengan menatapmu., lagi dan lagi, sampai bulan berganti matahari, sampai matahari tak mau bertugas lagi. Berlebihankah?
Kamu terlalu indah mustahil jika aku bisa mencuri perhatianmu sehebat kamu telah berhasil mencuri perhatianku. Tapi, kamu selalu tampan, jika aku yang menatapmu 
Jadi, ternyata bahagia itu sederhana, sangat sederhana. Bisa menatapmu, sedekat tadi, meskipun tak kau sadari.
Category: 0 komentar
Ketika kamu berlari, berloncat riang, bernyanyi, berteriak, dan bersorak. Tatapanku hanya mampu mengikuti, tanpa ingin menyentuh ataupun sedikit saja bisa merasakan aroma tubuhmu mendekati indra penciumanku. Sudahlah, aku terjebak untuk kesekian kalinya. Hanya ketertarikan sesaat yang mampu dijelaskan secara logis. 

Sudah malam, waktu lagi yang akan pisahkan kita. Langkahku terseret menjauhimu, semakin jauh, dan sangat jauh. Hingga punggungmu menghilang dari pandangan, hingga wajahmu benar-benar terhapus dari ingatan.
Category: 0 komentar
Apalagi yang bisa dilakukan seseorang ketika yang bisa ia lakukan hanya melihat dari jauh? Apakah kamu tau bagaimana rasanya tidak mampu mengakui satu cinta? - Jenny (200 Pounds Beauty)
Category: 0 komentar
Aku terpana melihat wajahnya yang tampak cerah setelah dibasuh air sebelum shalat tadi. Sebagian rambutnya juga masih basah dan jatuh menutupi dahi. Aku suka sekali saat angin bertiup menggertak-gertakkan rambutnya yang basah itu. Terlihat sangat seksi. Dia.. Aku tidak bisa mengalihkan tatapanku darinya. 
Category: 0 komentar

Siapa aku dimatamu?

Bagaimana mungkin, aku yang buta cinta sama sekali bisa begitu mencintaimu?

Dia seperti matahari dalam hidupku, dia berpijar menerangi hari-hariku, Tapi, karena ia terlalu terang , karena ia terlalu sempurna, ia jadi tak menyadari kehadiranku didalam kesempurnaannya.

Aku menghela nafas perlahan, apakah aku benar-benar harus mengajaknya bicara? Ataukah cukup mencintainya seperti dulu saja? Diam-diam. Hanya menatap, tanpa mengucap. Salahkah jika aku nyaman pada hal-hal lama yang pernah kulakukan?
Tapi, bukankah hidup bergerak maju? Bukankah dunia selalu berputar dan berganti-ganti? Begitu juga manusia yang ada di dalamnya. Masa, aku yang semakin menua ini, tak semakin dewasa dan berani?
"Hei kamu!! apakah kamu melihat usahaku?"
Langkahku gontai mendekati bibir tempat tidur. Aku merebahkan tubuhku dan menarik selimut untuk mengurangi rasa dingin yang mulai merasuk tulang. Bantal dan guling yang ada disampingku segera kudekap di dada. Pelukanku semakin kuat, seakan-akan mencari kekuatan disana. Aku menangis tanpa sadar, air mataku mengalir mendekati bantal tempatku menyandarkan kepala. 
Aku tak mengerti alasan airmata ini terjatuh, karena bahkan airmatapun tak butuh alasan. Tapi, aku tahu, airmata ini untuk dia. Seseorang yang terlalu sempurna bagiku, seseorang yang terlalu hebat dimataku, dan aku tak pernah mampu mengimbanginya.

Mataku yang sembab sengaja berpindah tatap ke langit-langit kamar. Lagi dan lagi wajahnya berayun disitu, aku benci setengah mati! Aku bisa semalaman seperti ini. Tertegun lama dan tak mengerti pada jalan pikiranku sendiri. Aku tolol, iya tolol! Memikirkan seseorang yang mungkin tak memikirkanku, menangisi seseorang yang mungkin tak pernah menangisiku, juga merindukan seseorang yang mungkin juga tak merindukanku. Tapi, rasa sakit ini seakan-akan melengkapi perasaanku. Aku bahagia walaupun ada luka.

Dia selalu memenuhi isi otakku. Sampai-sampai tak ada lagi ruang untuk lelaki lain. Pria itu mengunci seluruh rasa perhatianku, ia seperti punya kekuatan magis yang membuat aku terus memusatkan ia sebagai yang pertama dan utama. 

Aku tersenyum, bahkan dalam tangisku pun, aku masih berusaha untuk terlihat bahagia. Bukankah memang tak ada manusia yang benar-benar tegar? Mereka hanya berusaha untuk terlihat tegar, soal kepura-puraan atau kenyataan, itu urusan belakangan.

Kamu tak tau seberapa sering aku diam-diam membuang-buang waktuku hanya untuk melihat kamu dari kejauhan. Aku memang pengecut, aku......"
Air mata. Lagi.
Category: 0 komentar
Tentu saja, kamu tak merasakan apa yang kurasakan, juga tak memiliki rindu yang tersimpan rapat-rapat. Aku sengaja menyembunyikan perasaan itu, agar kita tak lagi saling mengganggu. Bukankah dengan berjauhan seperti ini, semua rasa terasa jadi lebih berarti? Seakan-akan aku tak peduli, seakan-akan aku tak mau tahu, seakan-akan aku tak memiliki rasa perhatian. Bagiku, sudah cukup seperti ini, cukup aku dan kamu, tanpa kita :')
Category: 0 komentar

My Dad

My father is a man like no other. he gave me life, nurtured me, taught me, dressed me, fought for me, held me, shouted at me, kissed me, but most importantly loved me unconditionally.

There are not enough words I can say to describe just how important my father was to me, and what a powerful influence he continues to be..


I Love You Dad 
Category: 0 komentar
Kecantikan
adalah cahaya yang tidak terletak pada wajah
namun, kehadirannya dapat dirasakan
di dalam hati.
Category: 0 komentar
"Hampir setiap malam,aku tidak pernah merasa kehilanganmu. Sosokmu selalu bermalam dimimpiku. Aku tetap bisa bertemu denganmu walaupun semu."
Category: 0 komentar
Jemariku ini bertulang. Mereka akan begitu saja menulis sesuai perintah dari otakku tentang semua perasaan kagum,bahkan rinduku padamu. Mereka akan kaku jika mendapat perintah dari otakku tentang bagaimana cara mengungkapkan kalimat untuk meninggalkanmu.
Itu alasanku memilih jemari tanganku untuk mengungkapkan sesuatu ketimbang lidahku yang leluasa mengungkapkan cinta dan rindu,bahkan untuk mengucapkan kalimat untuk pergi tanpa sedikitpun terbata dan kaku.
Category: 0 komentar
Please, don't be in love with someone else.

Please, don't be in love with someone else.

Please, don't be in love with someone else.

Please, don't be in love with someone else.

Please, don't be in love with someone else.
Category: 0 komentar
“Hujan, langit penuh dengan air. Airnya jatuh, mengenai kepalaku, yang penuh dengan kamu.”
Category: 0 komentar

Semuanya di luar kendaliku. Kau tahu, setiap kali melihatmu, jantungku berdegup puluhan kali, ah tidak, ratusan kali lebih cepat dari biasanya. Itu yang membuatku seringkali menghindar bertemu denganmu. Karena melihat wajahmu, menatap matamu, sangat mampu melemahkan diriku. Otakku rasanya kosong seketika aku melihatmu. Aku selalu kebingungan dengan apa yang harus aku lalukan. Aku tak berniat mengacuhkanmu. Sungguh. Aku hanya tidak ingin terlihat bodoh karena ketika saat berada di dekatmu, otakku tidak bisa berpikir dengan jernih. 

Kau tahu kenapa? Karena aku terlalu senang bisa berada di dekatmu. 

Apakah kau bisa merasakannya? Apa kau bisa merasakan kalau jantungku sedang berdegup dengan sangat cepat? Tutup matamu, lihat dengan hatimu dan rasakan perasaanku yang sangat tulus untukmu. 
Category: 0 komentar
Bertemu kamu adalah momen yang sangat ingin kunikmati setiap hari.
Tapi aku membatasi diri sendiri.
Bukannya aku takut menjadi bosan,
jenuh,
ataupun merasa sempit waktu.
Melainkan aku sadar 24 jam waktumu dalam sehari bukan milikku.
Juga aku ingin waktu yang kita habiskan bersama terasa lebih berharga.
Kamu tidak mengerti itu.
Category: 0 komentar
Dengan dada berdebar kencang, aku kembali mencuri-curi pandang ke arahnya dan sukses kembali melayang tanpa daya melihat wajah tampan dihiasi hidung mancung sempurna di antara dua mata teduh itu..
Category: 0 komentar

Sudahlah, Sama - Sama Tidak Mengerti.


Aku jarang mengungkapkan kata cinta kepadamu
Itu semua bukan karena aku enggan
malu,
Atau tak berhasrat.
Tapi aku tidak ingin sering mengungkapkan cinta padamu dengan cara biasa.
Aku ingin kamu merasa istimewa.
Kamu tidak mengerti itu.

Aku bukan ahli bersolek. Aku biasa saja.

Bukannya tidak ingin berusaha membuat diriku terlihat indah,
menawan,
menarik,
bahkan membuatmu bangga ada disampingku.
Tapi aku ingin kamu melihat aku yang benar - benar aku,
supaya aku tahu, kamu menerima apa adanya aku ini atau tidak, tapi...
Kamu tidak mengerti itu.


Setahuku,

Cinta duduk manis melihat dua hati yang saling mengerti.
Cinta diam terpana menyaksikan fenomena dua hati yang menyatu.
Cinta adil dan penuh toleransi, bukan pengadilan yang sarat akan tuntutan - tuntutan.
Tapi kamu membuat semuanya jadi bertolak belakang.
Namun mengapa aku masih membanjirimu toleransi dan pengertian?
Kali ini...
Aku tidak mengerti itu.

Category: 0 komentar

Ungkapkan dengan Eksplisit, Absurd dan Puitis.

Di otakku sekarang terngiang kata:
Kamu, Aku, Kita, Kalau, Maaf dan..
Terimakasih.

Kamu.
Kamu punya remote-control-mood-ku.
Kamu sangat lihai membuatku cemburu.
Kamu pribadi sederhana.
Kamu, adalah sosok yang ingin aku lihat dimanapun aku berada.

Aku.
Aku tidak tahu apa maknaku di benakmu.
Aku bisa senang dan sedih karena kamu.
Aku jatuh cinta karena pengakuanmu.
Aku menerima kamu apa adanya.

Kita.
Kita kadang tidak tahu bagaimana cara menyapa satu sama lain dengan baik.
Kita punya perbedaan yang sangat kontras dalam beberapa hal.
Kita senang mengejek satu sama lain.
Kita yang tidak tahu bagaimana kedepannya nanti...

Kalau.
Kalau kamu tidak ada kabar, aku gusar.
Kalau kamu tidak ada di sekolah, aku merasa ada yang kurang.
Kalau aku sedih, kadang kamu tidak tahu.
Kalau aku cemburu, kamu malah makin sengaja.
               

Maaf.
Maaf karena acap kali menjadi perempuan yang terlalu perasa dan berharap kamu peka.
Maaf karena aku tidak sadar bahwa kamu punya cara berbeda dalam memperhatikanku.
Maaf karena katamu aku suka jutek.
Maaf, aku terlalu takut kamu pergi (lagi) dari peradabanku.
      
Terimakasih.
Terimakasih mau menemani lewat pesan elektronik.
Terimakasih sudah membuatku belajar sabar.
Terimakasih pernah membuatku hampir menangis.
Terimakasih bisa membuatku pahami keterbatasanmu.
Terimakasih atas pernyataanmu saat itu.
Terimakasih kepada Tuhan, aku diperkenalkan dengan orang gila macam kamu.


Category: 0 komentar

Untuk.. Haruskah kusebut namamu?

Berkali-kali aku mengelak. Ini hanyalah ketertarikan sesaat, ini hanyalah rasa yang akan padam termakan hari. Untuk seterusnya, aku selalu menganggap hal ini biasa. Sampai pada suatu ketika, aku merindukan suaramu, menyentuh lembut gendang telingaku. Sejak pertama kali mendengar suaramu, seperti ada sentuhan asing yang menyentuh indra pendengaranku. Sekelebat suara seperti terus merasuk di otakku, suara siapa lagi kalau bukan suaramu? Iya... pemilik suara itu adalah kamu.

Lalu, suaramu berlari, pergi menghilang dari udara. Detik itu seakan-akan berhenti dan membeku. Menit yang tadinya penuh dengan kupu-kupu berterbangan sekejap berubah menjadi tawon yang seakan menyekat kulit. Semua berbeda! Senyum yang sejak tadi melenggang di bibirku berubah menjadi muka yang melipat, seperti menyesali kepergiaan sesuatu. Iya... kepergian pemilik suara itu, kamu harus pamit dari udara! Dan... aku terluka!

Aku menunggu hari yang sama agar bisa kembali mendengar bisikkan suaramu yang menderas dan menggema dalam telinga dan hatiku. Kalau aku boleh bercerita tentang perjuanganku, aku seringkali mencari-cari berita dan kabar tentangmu. Mungkin, kamu tak mau tahu dan tak mau mengerti. Karena, ini bukan perasaan penting, yang harus kubesar-besarkan. Toh, aku menikmati detik-detik aku mencari-cari bayangmu di tengah luasnya dunia maya. 

Sebut saja aku bodoh, karena bisa begitu saja tertarik hanya karena mendengar suaramu. Sebut saja aku abnormal, karena mulai merasa gelisah jika dalam rentan waktu tertentu tak mendengar suaramu. Kembali ke bagian awal, ini bisa saja hanya ketertarikan sesaat. Lagipula, aku tak berani menganggumu, apalagi menyapamu lebih dulu, apalagi mengetahui berita terhangat tentangmu. Jadi... aku hanya bisa mendoakanmu. Tak lebih. Dan berharap semua mengalir dan berjalan seperti ini. Dan berharap perasaan bodoh ini tak meletup dan mencuat lebih kuat lagi.

Kamu menceritakan tentang surga di telingaku. Kamu malaikat yang menyanyi merdu di telingaku.
Tentu saja, aku tidak akan berbicara banyak. Aku tak akan menyakinkanmu untuk mengenalku lebih jauh. Aku juga tak akan menyadarkanmu tentang sosokku. Aku tentu saja tak akan memaksamu untuk mengetahui sosokku yang bukan siapa-siapa ini. Kamu tentu tak mengetahui sosokku yang tersembunyi di antara ribuan pendengarmu. Aku terlalu kecil dan bukan siapa-siapa bagimu. Cukup! Tujuanku memang bukan itu

Aku hanya tak ingin kegilaanku mengusik hari-harimu.

Semoga setiap minggu kita bertemu di udara ya :)


dari pendengarmu
pengikut setiamu
pemuja sisi gelapmu


source : here
Category: 0 komentar
Ini tidak pernah dialamatkan untuk kamu. Aku hanya ingin menulis sesuatu yang mungkin saja bisa menerjemahkan perasaan yang selalu menggebu-gebu. Bukan... ini bukan surat cinta, hanya beberapa perasaan kecil sebagai lambang kekagumanku terhadapmu.

Berapa hari kita kenalan? Cukup lama. Sampai aku lupa tanggalnya dan lupa harinya. Tapi, ada satu hal yang tidak kulupakan, peristiwa yang tejadi di dalamnya. Manis. Sulit untuk digubris.
Aku seperti seseorang yang tersesat dan kebingungan mencari jalan pulang. Lalu, sosokmu datang dengan cahaya benderang, mengantarkanku menuju cahaya terang. Aku belum pernah membayangkan seberapa hangat sinar matamu dan seberapa hangatnya genggaman tanganmu. 

Sederhana namun penuh magis, sulit dijelaskan, tapi aku mengagumimu. Aku menyediakan 24 jam milikku untuk memerhatikan gerak-gerikmu yang memang tak tersentuh jemari.


Diam-diam, aku melawan pergolakan hati, kamu yang jauh di sana tak mungkin tersiksa seperti ini. Perasaan kita pasti berbeda, dan semua kebersamaan kita pasti kauanggap sebagai teman biasa. Iya, lebih baik menganggap tak ada apa-apa daripada mengarahkan perasaan ini ke arah yang lebih rumit.
Oke, mari memutar otak sebentar, ingat ketika kata “hey” yang begitu sulit terseret dari jemariku langsung menodongmu tanpa alasan yang jelas? Mungkin, kamu harus tahu debaran jantungku yang memburu ketika melakukan hal itu. Aku berjuang keras hanya untuk mengetahui lebih lanjut tentang sosokmu. Aku terlalu penasaran dengan segala tingkah laku dan karaktermu.

Rasa penasaran itu semakin membabibuta. Memang kamu tidak perlu tahu, bahwa aku menekan tulisan older entries hingga halaman terakhir blog-mu hanya untuk menyelami semua isi pikiranmu. Tapi, aku tetap tak berhasil. Kamu terlalu rumit bagiku, kamu terlalu sulit dibaca oleh akal sehatku.
Ini bukan retorika, atau gombalan tengah malam. Aku juga tak ingin mengganggumu dengan perasaan yang selama ini menggebu-gebu di hatiku. Aku tak akan pernah rela melihatmu tersiksa karena perasaan yang kupunya.


Tetaplah misterius seperti kita pertama kali saling tahu, karena hal itu bisa membuatku termangu ketika kita bertemu. Teruslah sehangat tulisanmu, aku ingin mencair dari rasa beku. Lihat mataku. Baca isi otakku. Kamu berotasi di situ. 
Dari pemujamu
yang selalu ingin berkata "Aku ingin lebih dari sekedar pengagummu"

source : here
Category: 0 komentar
Semuanya di luar kendaliku. Kau tahu, setiap kali melihatmu, jantungku berdegup puluhan kali, ah tidak, ratusan kali lebih cepat dari biasanya. Itu yang membuatku seringkali menghindar bertemu denganmu. Karena melihat wajahmu, menatap matamu, sangat mampu melemahkan diriku. Otakku rasanya kosong seketika aku melihatmu. Aku selalu kebingungan dengan apa yang harus aku lalukan. Aku tak berniat mengacuhkanmu. Sungguh. Aku hanya tidak ingin terlihat bodoh karena ketika saat berada di dekatmu, otakku tidak bisa berpikir dengan jernih. Kau tahu kenapa? Karena aku terlalu senang bisa berada di dekatmu.
Apa kau bisa merasakannya? Apa kau bisa merasakan kalau jantungku sedang berdegup dengan sangat cepat? Tutup matamu, lihat dengan hatimu dan rasakan perasaanku yang sangat tulus untukmu.
Category: 0 komentar
Kadang, aku merasa kamu adalah keindahan yang tak terjamah.

Namun, semakin lama kita bersama, aku sadar, keindahan yang sesungguhnya tak perlu mewah.
Sering, hanya dengan menatap senyummu, aku sudah merasa bahagia.
Kehampaan yang dulu pernah singgah, perlahan-lahan pergi, sejak kamu di sini.
Kamu tau kenapa kamu istimewa? Karena kamu adalah jawaban dari istilah ‘bahagia itu sederhana…
Ah, cinta memang sederhana. Manusia yang menjadikannya penuh ukiran rumit, dan berbelit-belit. :’)
Category: 0 komentar
I may have no reason to feel jealous at all. But I do, and it’s pathetic, and I’m lonely, and I love you, and it’s looking increasingly likely that you will never know.
Category: 0 komentar
Seandainya waktu bisa diputar kembali, aku tak akan pernah mau untuk mengenal dirimu
Karna sekarang, baru aku tau..begitu tersiksanya kehidupanku karna mengenalmu.
Ingin rasanya aku melupakanmu seperti mimpi buruk yang cepat hilang dari ingatan..
Tapi aku tak mampu...
Rasa takut itu terlalu menyiksaku.
seakan selalu berputar dimemori otakku..
Aku ingin jalani kehidupanku seperti biasa.
Berjalan dengan langkah penuh kepastian..
Berjalan lurus tanpa ada rasa takut akan bayang - bayang kenangan masa lalu...
Dan Kini...saat aku mulai bisa mencintai seseorang...
Aku hanya bisa merasakan keterpurukan dengan perasaan yang aku rasakan..
Kebimbangan....
Kegelisahan...
Dan Keraguan...
Category: 0 komentar
Aku pernah merasakan hangatmu memeluk sela jemari. Memandang keluar jendela, menghitung sisa tetes hujan.
Kamu, jarang merangkai aksara indah. Tapi kamu selalu berhasil mengusir airmata dan menghadirkan tawa. 
Namun, semua yang kini aku genggam hanyalah satu kata: Pernah.
Tapi bukankah setidaknya aku pernah merasakannya, kebahagian yang muncul karena hadirmu.
Bisa kah kamu kembali menjadi kamu? 
Akankah kamu dan aku melebur menjadi kita? 
…….. karena aku tak pernah suka pada kata tak pernah. 
…………………………………………tak pernah.
Category: 0 komentar
Pertemuan pertama kita terekam jelas di otakku. Aku sering memainkan adegan itu dalam gerak lambat. Mengingat, mereka, dan merasakan setiap helai gerakanmu.
Kini, aku hanya ingin menghentikan waktu, dan memfigurakan senyummu yang selalu mampu membuatku tenang. Walau dalam badai, meski dalam tangis, dan senja merah yang manis.
Mungkin di saat seperti ini, kita baru paham seperti apa bentuk rindu yang menelusup pelan. Kala diam. Kala hening. Kala malam.
Jika rasa ini memang nyata, maka ajari aku, tetap melaju tapi tak terjebak waktu. Tetap berpusar tanpa harus terlempar. Tetap mengalir tanpa harus berpikir
Kamu. Ketika rumus fisika majal, matematika menemui ajal, kimia tak lagi berguna, dan biologi hanya kata tanpa arti. Kamu, ketika cinta menjelma menjadi satu definisi. Pasti.
Category: 0 komentar

I gave up. completely given up.

Aku menyerah. benar-benar menyerah. Aku tidak akan pernah bisa memenangkan hatimu, bukan?
aku tak ingin lagi mengingatmu sebagai objek yang selalu berotasi di dalam otakku.
aku hanya ingin melupakan semua tentangmu, melupakan semua bayangmu, renyah suaramu saat itu, melupakan indahnya raut wajahmu saat aku diam-diam memerhatikanmu. kau tak akan pernah tau bukan? kau tak akan pernah tau saat aku diam-diam memerhatikanmu dari ruang yang tak kau ketahui, dari jarak yang tak pernah bisa kau jangkau. Kau tau? ini benar-benar menyakitkan untukku.
Bukankah itu semua hanya membuatku sakit? memikirkanmu semalaman, mengingatmu sepanjang waktu tanpa pernah kau tau. aku tau ini salahku. aku yang tak pernah berani menyatakan semua perasaanku kala itu, saat alunan merdu kau bisikkan di telingaku.
Tapi saat ini, saat aku merasa itu semua hanyalah mimpi, yang pada akhirnya aku harus menahan semua pedih karena mimpi yang terlalu tinggi, dan ketika kusadar kujatuh begitu menyakitkan. Aku hanya lelah, lelah menyimpan semua perasanku. lelah berpura-pura tidak menyukaimu.
Category: 0 komentar
Awalnya, aku tak pernah memikirkanmu
Aku melihatmu tanpa ada rasa sedikitpun
Kamu berjalan di depanku seperti biasa
tanpa ada rasa dan keinginan untuk menahanmu
Aku bertemu denganmu tanpa ada keinginan untuk terus melihat senyummu
Tapi, tiba-tiba perasaan itu diam-diam menyergapku dalam asa baru

Perasaan itu datang dengan polosnya
Tanpa banyak tanda tanya dan alasan yang harus dilogiskan
Perasaan itu menyentuh setiap tatapan mata yang selalu mengarah padamu

Karena kamu terbiasa berjalan di depanku
karena aku terbiasa melihat matamu
Karena aku terbiasa mendengar suara lugumu
Diam-diam cinta itu merasuk masuk dengan indahnya
Berdesak-desakan dengan perasaan malu saat kau melewati tubuhku yang mematung karenamu

Lalu bayangmu diam-diam bersembunyi diotakku
tanpa pernah kutahu bahwa semua bayangmu sedang bersiap-siap untuk mengagetkanku suatu saat
Bukankah setiap pertemuan selalu menghasilkan rasa
Entah rasa ingin segera berpisah atau rasa untuk membiarkanmu tetap ada dalam dunia pengharapanku
Yang aku tahu
ini CINTA
Walaupun otakku diluar kemampuan untuk melogiskannya
Category: 0 komentar
Pria dengan pandangan tajam yang berkali-kali mengiris rindu dalam hatiku. Aku tak pernah lupa cara dia memandangku dan menyimpulkan senyum di sudut bibirnya untukku. Aku selalu ingat suaranya saat memanggil namaku. Aku masih mampu menggambarkan dengan jelas perasaanku kala itu, saat semua yang pertama selalu menyenangkan, saat segala yang pertama selalu mengesankan.

Kauharus tahu ini! Kauharus menjawab semua kebingungan yang sejak dulu betah di otakku! Apa maksud dari gerakan kecilmu yang menahanku untuk tidak memalingkan pandangan mataku ke arahmu?

Apa yang kaurasakan saat tatapan kita saling mengunci pandangan? Apakah jantungmu berfrekuensi melebihi detak jantung atlet lari? Apakah aliran darahmu berontak dalam arteri sampai vena? Jangan biarkan aku terus bertanya.
Dimana jawaban dari semua pertanyaanku kamu sembunyikan? Mengapa kau selalu buatku penasaran?

Dulu, aku masih terlalu dini untuk mengerti cinta, apalagi menafsirkannya. Aku masih belum sadar bahwa betapa mengagumkannya dirimu. Dulu, segala hal yang pertama itu menyeretku pada dimensi yang tak pernah kuketahui sebelumnya.

Detak jantung yang tak beraturan ini masih milikmu. Rasa gugup yang menyentak masih menunggu hadirmu. Aku menyesal karena telah kutulikan telingaku, ketika alunan rindu begitu manis kaubisikkan.
Category: 0 komentar
Ketika aku melihat wajahnya, jujur tidak ada satu bagianpun yang ingin kuubah. Kenapa? Karena dia mengagumkan! Menakjubkan bagiku. 
Dan ketika dia tersenyum, dunia seakan berhenti berputar. Kau, mengagumkan.. =)
Category: 0 komentar
Tidak ada yang tahu kapan cinta akan datang, dan tanpa sadar, aku sudah terjebak di dalamnya.
Category: 0 komentar
Tuhan, lirikkanlah mataMu pada kisahku dan dia. Biarkan dia mengendap-endap berlari dari khayalanku lalu memasuki dunia nyataku. Walaupun sebenarnya, aku benci jatuh cinta, terutama dengan dia yang tak pernah kusentuh wajahnya. Saat jantungku harus berdegup kencang karena sapaannya, saat mataku rela tak terpejam hanya untuk memikirkannya yang selalu ada dalam pikiranku. Tapi, dibalik perasaan canggung, malu, dan rindu itu, kutemukan BAHAGIA.. Sesuatu yang belum tentu diciptakan Einstein dengan kemampuan otaknya, itulah cinta, yang membuat aku rela menatap handphone ber jam-jam hanya untuk menunggu kabar darinya..
Category: 0 komentar
Awalnya, matamu dan senyummu tak berarti apa-apa untukku. Sapaanmu, senyummu, tutur katamu, bukan menjadi alasan senyumku setiap harinya. Semua mengalir begitu saja, tanpa tau bahwa cinta diam-diam menyergap dan menyeringai santai dibalik hatiku. 

Tatapan matamu, mulai menjadi hal yang tak biasa dimataku. Renyah suara tawamu menghipnotis bibirku untuk melengkungkan senyum manis, menyambut lekuk bibirmu yang tersenyum saat menatapku. Aaaah, mengapa itu selalu saja menjadi alasan untukku menjadikanmu objek yang harus kuingat diotakku?

Aku tau semua berubah menjadi begitu indah. Aku bertanya ragu, inikah kamu yang mampu membuatku melamun sepanjang waktu?

Tapa kusadari, diam-diam namamu selalu kuselipkan dalam setiap tulisan di buku harianku, tersenyum tanpa sebab sambil menjentikkan jemariku. Tanpa kesengajaan, kau hadir dalam mimpiku, memelukku erat dan hangat, hari-hariku kini terisi oleh hadirmu.. 

Saat menatap matamu, ada kata-kata yang sulit keluar dari bibirku. Berani-beraninya kamu mengganggu pola makan dan jam tidur malamku! Setiap malam, saat dingin menyergap tubuhku, aku malah membayangkanmu!

sudah lama aku memperhatikanmu diam-diam, tanpa berani menyapamu lebih dulu, tanpa mau mengusik aktifitasmu. itulah aku, yang diam-diam memperhatikan sosokmu. Aku tak pernah bebas mencintaimu, aku aku lebih suka mencintamu secara diam-diam. Aku lebih suka mencintaimu tanpa harus ada banyak orang yang tau. Seringkali, ada rasa sakit yang menyelinap secara nyata dalam "kerahasiaan" ini. :')
Category: 0 komentar
Untukmu, sebab dari lamunan dan diamku,

Mungkinkah kamu membaca ini? Sepotong surat tak logis dari seseorang yang sering membiarkan bayangmu tetap berotasi di otaknya. Sejumput kata-kata yang bercerita tentangmu. Tahukah kamu bahwa jemariku juga menyukaimu sebagai seseorang yang ingin sekali ditulis olehnya?

aku hanya ingin melihat senyummu yang jujur seperti waktu itu. Aku hanya ingin kembali merasakan bening matamu menggerogoti indra pengelihatanku. Inginku hanya satu: menjalani apa yang kuyakini sebagai kata hati.

Sepertinya aku menyukaimu..

Karena aku sering merindukanmu, karena aku bahkan tak tau mengapa aku bisa begitu menggilaimu

Maafkan aku, karena terus menjadi pengecut yang mengikuti bayang-bayangmu
Maafkan aku, karena dengan lancang menulis ini untukmu


Kepadamu yang masih saja tak mengerti perasaanku..
Category: 0 komentar

KAMU

Kepadamu, yang diam di sudut itu,

aku seringkali memerhatikanmu, tersenyum diam-diam melihat wajahmu yang kelelahan.
Aku memangku daguku diatas meja belajar, ini terlalu sulit untuk dipahami, aku ingin kau mengerti apa yang aku rasakan, tapi aku tak pernah berani menyatakannya.

aku memutar otak, berharap wajahmu kembali berotasi dalam jutaan sel yang berada di otakku. Aku berharap bayangmu kembali mengalir menuju otak kanan, lalu bermuara di otak kiri. Tahukah kamu kalau aku membutuhkan waktu beberapa menit untuk sekedar mematung dan terdiam? Hanya untuk mengingatmu kembali, hanya untuk mereka-reka kata-kata yang pasti, agar bisa menggambarkanmu dalam persepsi.

aku tak tau perasaan ini harus disebut apa, aku juga tak tau bagaimana mempersepsikan kehadiranmu dalam hari-hariku. Tapi.. kadangkala aku merasa bahwa kamu adalah bagian dari diriku, pantaskah aku mengeluh jika sosokmu hanya membuat hatiku peluh?

Seorang pria, sederhana saja. Senyumnya menyimpan banyak tanda tanya, tatapannya mengganggu laju kerja otak, dan gerak-geriknya memaksaku agar tidak melewati setiap inci perpindahannya

Lalu, semua terjadi begitu saja. sebuah rasa yang mucul tanpa pernah aku inginkan, aku dan dia, mengalir, begitu saja, seperti curah lembut hujan yang jatuh ke permukaan. Sederhana sekali, cinta memang selalu menuntut kesederhanaan. 

Hari-hariku kini terisi oleh hadirmu, laju otakku kini tak mau berhenti memikirkanmu, aliran darahku menggelembungkan namamu dalam setiap tetes hemoglobinnya. Berlebihan-kah? Bukankah makhluk tuhan selalu bertingkah berlebihan ketika sedang jatuh cinta?

Aku lumpuh dan bisu, saat menatap matamu. Aku membiarkan diriku tersiksa oleh angan yang kau ciptakan dalam manisnya kehadiranmu. Astaga Tuhan, ciptaan-Mu yang satu ini membuatku pusing tujuh keliling!
Ah, kau memang pandai mengganggu pikiran seseorang, sehingga otakku hanya berisi kamu, kamu, dan kamu dalam berbagai bentuk!

Seringkali aku menatapmu dalam-dalam , menyelami sejuk matamu, tercebur dalam hatimu, lalu terpeleset dalam aliran darahmu. Aku sangat ingin menjadi bagian dalam setiap detak jantungmu, aku ingin ikut berhembus saat helaan nafasmu. Tapi, apa semua ingin dan harapku akan menyentuh kenyataan? Inilah yang disebut mimpi, selalu terlalu tinggi

Tahu-tahu sosokmu menjadi sangat penting dalam setiap bangun pagi hingga tidur malamku. Sedetik, semenit, sejam, seharian, hanya kamu saja yang begitu rajin menghampiri otakku. Aku ragu kalau kamu tak punya kerjaan lain selain mengganggu pikiran dan imajinasiku.

Ah, kala itu, cinta tak lagi menjelma menjadi sesuatu yang sederhana, berangsur-angsur tingkatannya berbeda, hingga ia menjelma menjadi dua kata, luar biasa. Perasaan itu tak lagi sekedar teman biasa, tapi kamu berevolusi menjadi lebih dari teman biasa.

Aku kebingungan. Jelas, aku sangat kebingungan! Katakan! Apakah kau kadang memerhatikanku? seperti yang sering kulakukan padamu. Hey! aku tak berharap matamu melotot saat membaca ini, atau mulutmu menganga karena kebingungan menatap setiap kalimat-kalimatnya.


Dari seseorang yang ingin terus berjalan ke arah bayanganmu,
selalu...
Category: 0 komentar
Satu hal kecil yang kau lakukan semalam sudah cukup membuatku begitu bahagia  :)

Makasih yaa.. :*
Category: 0 komentar
Bolehkah terus kupandangi senyummu dari kejauhan, yang tak pernah kau ketahui itu? Salahkah jika kukagumi setiap inci lekuk wajahmu karena nakalnya indera pengelihatanku? Akankah kebodohanku ini terbongkar olehmu? Salahkah jika sosokmu kurindukan diam-diam?
Category: 0 komentar
Kau tokoh utama dalam buku harianku, entah sejak kapan..
Category: 0 komentar
19 Januari 2012,
Untukmu yang selalu aku pikirkan.

Sudah berapa lama tak ada pesan singkatmu menyentuh inbox handphone-ku? Kau tau? Aku sangat rindu semua pesan-pesanmu yang biasanya setiap hari menghias layar handphone-ku.
Kenapa kamu sebenarnya? Apa ini caramu untuk melupakanku? Apakah ini caramu untuk menyiksaku secara perlahan?
Tahukah kamu bahwa aku masih saja sering mengkhawatirkanmu meskipun kau tak pernah mengkhawatirkanku?
Pernahkah terpikirkan olehmu tentang perasaanku yang getarannya tak mampu menyadarkanmu? Pernahkah terbesit dalam benakmu tentang isi hatiku yang tak ingin kau ketahui itu?
Salahkah aku jika diam-diam masih merindukanmu? Sekejam inikah cinta?
Adakah air matamu yang mengalir untukku? Seperti air mataku yang terkadang jatuh untukmu.
Apakah kamu merasakan hal yang sama denganku? Atau rasa ini sengaja dibiarkan membusuk dan basi? Agar waktu menghapusnya perlahan, agar kenangan menyimpannya dalam dekapan.
Masih ikhlaskah kamu saat kita harus terus-terusan dipermainkan takdir?
Aku adalah aku yang tak berani menyapamu lebih dulu, yang selalu berpikir berkali-kali untuk mengucapkan "hey" padamu. 
Salahkah aku kalau aku berkali - kali menatap handphone, melihat senyummu di display picture, lalu menutupnya, berkali-kali, berulang-ulang.
Adakah wanita bodoh yang juga memperlakukan kamu seperti itu, selain aku? Adakah wanita yang tersenyum tanpa sebab karena melihatmu, selain aku? Adakah wanita yang meluangkan waktunya untuk diam-diam memperhatikanmu selain aku? Maafkan aku, karena masih saja diam-diam memperhatikanmu.
Entah kini sudah hari keberapa, hari saat-saat kau tak pernah menyadari bahwa aku begitu menyukaimu. 
Aku lelah berharap dan menunggu. Aku akan bertemu denganmu lagi. menatap matamu seperti biasa, mungkin saja kau tak akan membalasku. Padahal aku selalu berharap kamu bisa melihat dan menatapku lekat hingga kau bisa melihat cinta didalamku.
Aku tetap menyukaimu seperti pertama kali getar itu muncul dan menggerogoti hatiku hingga hanya berisi kamu, kamu, dan kamu yang tinggal di dalamnya
Aku hanya ingin menjadi seseorang yang bisa kau suka dan kau cintai.
Kapasitasku memang hanya seorang teman, tapi perasaanku padamu lebih dari seorang teman.

Dari penikmat senyummu, 
yang sesekali diam-diam mengalihkan pandangannya
ke arahmu..


source: dwitasarii.com
Category: 0 komentar
I want to be the girl you fall for, when everyone else is falling for you..
Category: 0 komentar
oh tidak! Baru saja aku memimpikannya semalam, dan hari ini secara tak disangka-sangka aku bertemu dengannya! Tak bertemu sih,, hanya sekedar tak sengaja melihatnya ada 'disana'.
Category: 0 komentar

Tahukah Dirimu ???

Tahukah dirimu..
Hatiku berdebar saat kau duduk di sampingku..
Nafasku bergetar saat kau tersenyum menatapku..

Rasa gembira saat ku baca sms mu,
rasa tak sabar saat menanti balasan sms mu,
rasa bingung ketika harus membalas sms mu dengan harapan kau punya alasan untuk membalasnya lagi..

Tahukah kau semua itu ???

Dan apabila jawabannya adalah "ya" , maka bagaimana denganmu?
Apa kau merasakan hal sama dengan yang kurasakan sejak aku mengenalmu?
Dan bagaimana pula kau akan merespon perasaanku ini?

Akankah kau membalasnya?
Akankah kau membuat semua impianku untuk memilikimu, memelukmu, menjadi kenyataan??

Atau sebaliknya..

Kau akan mengabaikan perasaanku,
menganggapnya angin lalu yang tak berarti,
kemudian menjauh dariku,
meninggalkanku,
dan menganggap tak pernah mengenalku??

Entahlah..
Aku tak tahu apa jawaban yang sebenarnya dari tiap pertanyaan yang timbul dibenakku..

Ku serahkan semua pada Yang Maha Kuasa..

Kuyakin Dialah pemberi jawaban yang terbaik..
Aku takkan lelah menanti hingga akhirnya semua menjadi benar-benar jelas

:)

 
Source : http://twitbacotanhati.blogspot.com/
Category: 0 komentar