Seandainya waktu bisa diputar kembali, aku tak akan pernah mau untuk mengenal dirimu
Karna sekarang, baru aku tau..begitu tersiksanya kehidupanku karna mengenalmu.
Ingin rasanya aku melupakanmu seperti mimpi buruk yang cepat hilang dari ingatan..
Tapi aku tak mampu...
Rasa takut itu terlalu menyiksaku.
seakan selalu berputar dimemori otakku..
Aku ingin jalani kehidupanku seperti biasa.
Berjalan dengan langkah penuh kepastian..
Berjalan lurus tanpa ada rasa takut akan bayang - bayang kenangan masa lalu...
Dan Kini...saat aku mulai bisa mencintai seseorang...
Aku hanya bisa merasakan keterpurukan dengan perasaan yang aku rasakan..
Kebimbangan....
Kegelisahan...
Dan Keraguan...
Category: 0 komentar
Aku pernah merasakan hangatmu memeluk sela jemari. Memandang keluar jendela, menghitung sisa tetes hujan.
Kamu, jarang merangkai aksara indah. Tapi kamu selalu berhasil mengusir airmata dan menghadirkan tawa. 
Namun, semua yang kini aku genggam hanyalah satu kata: Pernah.
Tapi bukankah setidaknya aku pernah merasakannya, kebahagian yang muncul karena hadirmu.
Bisa kah kamu kembali menjadi kamu? 
Akankah kamu dan aku melebur menjadi kita? 
…….. karena aku tak pernah suka pada kata tak pernah. 
…………………………………………tak pernah.
Category: 0 komentar
Pertemuan pertama kita terekam jelas di otakku. Aku sering memainkan adegan itu dalam gerak lambat. Mengingat, mereka, dan merasakan setiap helai gerakanmu.
Kini, aku hanya ingin menghentikan waktu, dan memfigurakan senyummu yang selalu mampu membuatku tenang. Walau dalam badai, meski dalam tangis, dan senja merah yang manis.
Mungkin di saat seperti ini, kita baru paham seperti apa bentuk rindu yang menelusup pelan. Kala diam. Kala hening. Kala malam.
Jika rasa ini memang nyata, maka ajari aku, tetap melaju tapi tak terjebak waktu. Tetap berpusar tanpa harus terlempar. Tetap mengalir tanpa harus berpikir
Kamu. Ketika rumus fisika majal, matematika menemui ajal, kimia tak lagi berguna, dan biologi hanya kata tanpa arti. Kamu, ketika cinta menjelma menjadi satu definisi. Pasti.
Category: 0 komentar

I gave up. completely given up.

Aku menyerah. benar-benar menyerah. Aku tidak akan pernah bisa memenangkan hatimu, bukan?
aku tak ingin lagi mengingatmu sebagai objek yang selalu berotasi di dalam otakku.
aku hanya ingin melupakan semua tentangmu, melupakan semua bayangmu, renyah suaramu saat itu, melupakan indahnya raut wajahmu saat aku diam-diam memerhatikanmu. kau tak akan pernah tau bukan? kau tak akan pernah tau saat aku diam-diam memerhatikanmu dari ruang yang tak kau ketahui, dari jarak yang tak pernah bisa kau jangkau. Kau tau? ini benar-benar menyakitkan untukku.
Bukankah itu semua hanya membuatku sakit? memikirkanmu semalaman, mengingatmu sepanjang waktu tanpa pernah kau tau. aku tau ini salahku. aku yang tak pernah berani menyatakan semua perasaanku kala itu, saat alunan merdu kau bisikkan di telingaku.
Tapi saat ini, saat aku merasa itu semua hanyalah mimpi, yang pada akhirnya aku harus menahan semua pedih karena mimpi yang terlalu tinggi, dan ketika kusadar kujatuh begitu menyakitkan. Aku hanya lelah, lelah menyimpan semua perasanku. lelah berpura-pura tidak menyukaimu.
Category: 0 komentar