Orang bilang, pertemuan pertama selalu kebetulan. Tapi, bagaimana caramu menjelaskan pertemuan-pertemuan kita selanjutnya?
Apakah Tuhan campur tangan di dalamnya?
Kita bukanlah dua garis yang tak sengajaa bertabrakan. Sekeras apa pun usaha kita berdua, saling menjauhkan diri dan menjauhkan hati, pada akhirnya akan bertemu kembali.
Kau tak percaya takdir, aku pun tidak. Karenanya, hanya ada satu cara untuk membuktikannya….
 
Kau, aku, dan perjalanan ini. :)
Category: 0 komentar

Cermin dan Diriku

Aku menatap dalam-dalam cermin di hadapanku. Ada sesosok gadis mungil disana. Siapa dia? Siapa? Apakah aku mengenalnya?

Pertama ku beranikan menatap wajahnya.
Dia CANTIK.
Wajahnya elok dan rupawan.
Rambut kecoklatannya tergerai panjang dengan indahnya.
Alisnya yang tidak terlalu tebal menampakkan ketajaman matanya.
Hidungnya mancung.
Bibirnya tipis, membentuk senyuman yang manis.
Pipinya tidak tirus, namun tidak terlalu berisi.
Saat tersenyum, muncul kedua lesung di pipinya.
Kemudian…..
Kuberanikan diri menatap diriku yang lain.
Aku TIDAK cantik seperti gadis di cermin itu.
Segala sesuatu yang ada di wajahku tidak sesempurna dia.
Aku ingin seperti dia…

Lalu, ku beranikan diri melihat tubuhnya.

Dia MENARIK.
Tubuhnya porposional, tungkai kakinya panjang.
Penampilannya tidak mengecewakan.
Simple tapi terkesan mahal.
Tidak memalukan.
Sempurna.
Ku bandingkan diriku yang lain sekali lagi.
Aku tidak semenarik dia.
Tidak terkesan rapi dan fashionista seperti dia.
Aku biasa aja.
Lagi-lagi aku IRI.

INGIN MENJADI DAN SEPERTI DIA yang kulihat di cermin.
Diriku yang lain MEMBERONTAK
Berusaha MEYAKINKAN diri sendiri
Berusaha MEMBESARKAN makna diri yang mati.
CUKUP!!!!
Aku MARAH pada diriku yang lain.
TIDAK SEHARUSNYA aku iri hati.
Karena “AKU ADALAH AKU”
Aku memiliki kelebihan yang mungkin tidak dia punyai.
Meskipun kekurangan yang ku miliki jauh lebih banyak tanpa kusadari.
Tapi, aku jauh lebih bahagia menjadi DIRIKU.
Meski TAK SESEMPURNA gadis yang kulihat di cermin itu :)
Category: 0 komentar