Teruntuk yang tidak bisa kusebut namanya,
Memang ada beberapa kalimat
tentang kita yang pada akhirnya kusimpan karena mulut tak sanggup untuk lebih
banyak bicara. Beberapa rindu kudekap erat-erat, dengan harapan sebuah pelukan
mampu meredam tangisan dan teriakannya yang begitu kuat. Beberapa senyum
bahagia kusunggingkan dalam tunduk penuh malu, agar berpasang-pasang mata tidak
akan ada yang tahu. Beberapa impian kutuliskan dalam buku catatan yang
terkunci, supaya masih bisa kubaca berulang kali, hingga senyum-senyum sendiri.
Beberapa potret wajahmu kuletakkan di bagian ponsel yang tidak terengkuh, biar
cukup aku saja yang tahu bahwa aku memang sedang mengagumimu dari jauh.
Beberapa pujian hanya kuungkapkan kepada Tuhan, sebab hanya kepadaNya aku bisa
menyanjung sesering yang aku bisa dan hanya telingaNya yang siap menerima
segala pengakuan.
Pada akhirnya nanti, entah
sebuah perasaan akan terungkap atau justru begitu saja lenyap. Pada akhirnya
nanti, entah kita akan bertemu atau justru tak ada kesempatan lagi untuk mimpi
itu. Tapi sebelum dan sesudahnya, ketahuilah sesuatu:
Aku cinta yang tanpa terungkap
oleh kata-kata. Aku cinta yang tanpa ingin tertangkap oleh sepasang
mata. Aku cinta dan hanya bisa menunjukkannya lewat kiriman
doa-doa. Aku cinta dan enggan membubuhinya dengan banyak tanya.
Aku cinta yang tidak mau terlalu banyak melahirkan asa. Karena kita
hanyalah sepasang yang pada akhirnya tidak bisa. Tapi tak apa, yang penting aku
cinta. Dan semoga saja itu cukup.
0 komentar:
Posting Komentar