Ini tidak pernah dialamatkan untuk kamu. Aku hanya ingin menulis sesuatu yang mungkin saja bisa menerjemahkan perasaan yang selalu menggebu-gebu. Bukan... ini bukan surat cinta, hanya beberapa perasaan kecil sebagai lambang kekagumanku terhadapmu.

Berapa hari kita kenalan? Cukup lama. Sampai aku lupa tanggalnya dan lupa harinya. Tapi, ada satu hal yang tidak kulupakan, peristiwa yang tejadi di dalamnya. Manis. Sulit untuk digubris.
Aku seperti seseorang yang tersesat dan kebingungan mencari jalan pulang. Lalu, sosokmu datang dengan cahaya benderang, mengantarkanku menuju cahaya terang. Aku belum pernah membayangkan seberapa hangat sinar matamu dan seberapa hangatnya genggaman tanganmu. 

Sederhana namun penuh magis, sulit dijelaskan, tapi aku mengagumimu. Aku menyediakan 24 jam milikku untuk memerhatikan gerak-gerikmu yang memang tak tersentuh jemari.


Diam-diam, aku melawan pergolakan hati, kamu yang jauh di sana tak mungkin tersiksa seperti ini. Perasaan kita pasti berbeda, dan semua kebersamaan kita pasti kauanggap sebagai teman biasa. Iya, lebih baik menganggap tak ada apa-apa daripada mengarahkan perasaan ini ke arah yang lebih rumit.
Oke, mari memutar otak sebentar, ingat ketika kata “hey” yang begitu sulit terseret dari jemariku langsung menodongmu tanpa alasan yang jelas? Mungkin, kamu harus tahu debaran jantungku yang memburu ketika melakukan hal itu. Aku berjuang keras hanya untuk mengetahui lebih lanjut tentang sosokmu. Aku terlalu penasaran dengan segala tingkah laku dan karaktermu.

Rasa penasaran itu semakin membabibuta. Memang kamu tidak perlu tahu, bahwa aku menekan tulisan older entries hingga halaman terakhir blog-mu hanya untuk menyelami semua isi pikiranmu. Tapi, aku tetap tak berhasil. Kamu terlalu rumit bagiku, kamu terlalu sulit dibaca oleh akal sehatku.
Ini bukan retorika, atau gombalan tengah malam. Aku juga tak ingin mengganggumu dengan perasaan yang selama ini menggebu-gebu di hatiku. Aku tak akan pernah rela melihatmu tersiksa karena perasaan yang kupunya.


Tetaplah misterius seperti kita pertama kali saling tahu, karena hal itu bisa membuatku termangu ketika kita bertemu. Teruslah sehangat tulisanmu, aku ingin mencair dari rasa beku. Lihat mataku. Baca isi otakku. Kamu berotasi di situ. 
Dari pemujamu
yang selalu ingin berkata "Aku ingin lebih dari sekedar pengagummu"

source : here
Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar