Untuk.. Haruskah kusebut namamu?

Berkali-kali aku mengelak. Ini hanyalah ketertarikan sesaat, ini hanyalah rasa yang akan padam termakan hari. Untuk seterusnya, aku selalu menganggap hal ini biasa. Sampai pada suatu ketika, aku merindukan suaramu, menyentuh lembut gendang telingaku. Sejak pertama kali mendengar suaramu, seperti ada sentuhan asing yang menyentuh indra pendengaranku. Sekelebat suara seperti terus merasuk di otakku, suara siapa lagi kalau bukan suaramu? Iya... pemilik suara itu adalah kamu.

Lalu, suaramu berlari, pergi menghilang dari udara. Detik itu seakan-akan berhenti dan membeku. Menit yang tadinya penuh dengan kupu-kupu berterbangan sekejap berubah menjadi tawon yang seakan menyekat kulit. Semua berbeda! Senyum yang sejak tadi melenggang di bibirku berubah menjadi muka yang melipat, seperti menyesali kepergiaan sesuatu. Iya... kepergian pemilik suara itu, kamu harus pamit dari udara! Dan... aku terluka!

Aku menunggu hari yang sama agar bisa kembali mendengar bisikkan suaramu yang menderas dan menggema dalam telinga dan hatiku. Kalau aku boleh bercerita tentang perjuanganku, aku seringkali mencari-cari berita dan kabar tentangmu. Mungkin, kamu tak mau tahu dan tak mau mengerti. Karena, ini bukan perasaan penting, yang harus kubesar-besarkan. Toh, aku menikmati detik-detik aku mencari-cari bayangmu di tengah luasnya dunia maya. 

Sebut saja aku bodoh, karena bisa begitu saja tertarik hanya karena mendengar suaramu. Sebut saja aku abnormal, karena mulai merasa gelisah jika dalam rentan waktu tertentu tak mendengar suaramu. Kembali ke bagian awal, ini bisa saja hanya ketertarikan sesaat. Lagipula, aku tak berani menganggumu, apalagi menyapamu lebih dulu, apalagi mengetahui berita terhangat tentangmu. Jadi... aku hanya bisa mendoakanmu. Tak lebih. Dan berharap semua mengalir dan berjalan seperti ini. Dan berharap perasaan bodoh ini tak meletup dan mencuat lebih kuat lagi.

Kamu menceritakan tentang surga di telingaku. Kamu malaikat yang menyanyi merdu di telingaku.
Tentu saja, aku tidak akan berbicara banyak. Aku tak akan menyakinkanmu untuk mengenalku lebih jauh. Aku juga tak akan menyadarkanmu tentang sosokku. Aku tentu saja tak akan memaksamu untuk mengetahui sosokku yang bukan siapa-siapa ini. Kamu tentu tak mengetahui sosokku yang tersembunyi di antara ribuan pendengarmu. Aku terlalu kecil dan bukan siapa-siapa bagimu. Cukup! Tujuanku memang bukan itu

Aku hanya tak ingin kegilaanku mengusik hari-harimu.

Semoga setiap minggu kita bertemu di udara ya :)


dari pendengarmu
pengikut setiamu
pemuja sisi gelapmu


source : here
Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar