Pria dengan pandangan tajam yang berkali-kali mengiris rindu dalam hatiku. Aku tak pernah lupa cara dia memandangku dan menyimpulkan senyum di sudut bibirnya untukku. Aku selalu ingat suaranya saat memanggil namaku. Aku masih mampu menggambarkan dengan jelas perasaanku kala itu, saat semua yang pertama selalu menyenangkan, saat segala yang pertama selalu mengesankan.
Kauharus tahu ini! Kauharus menjawab semua kebingungan yang sejak dulu betah di otakku! Apa maksud dari gerakan kecilmu yang menahanku untuk tidak memalingkan pandangan mataku ke arahmu?
Apa yang kaurasakan saat tatapan kita saling mengunci pandangan? Apakah jantungmu berfrekuensi melebihi detak jantung atlet lari? Apakah aliran darahmu berontak dalam arteri sampai vena? Jangan biarkan aku terus bertanya.
Dimana jawaban dari semua pertanyaanku kamu sembunyikan? Mengapa kau selalu buatku penasaran?
Dulu, aku masih terlalu dini untuk mengerti cinta, apalagi menafsirkannya. Aku masih belum sadar bahwa betapa mengagumkannya dirimu. Dulu, segala hal yang pertama itu menyeretku pada dimensi yang tak pernah kuketahui sebelumnya.
Detak jantung yang tak beraturan ini masih milikmu. Rasa gugup yang menyentak masih menunggu hadirmu. Aku menyesal karena telah kutulikan telingaku, ketika alunan rindu begitu manis kaubisikkan.
0 komentar:
Posting Komentar