Selamat ya. Lagi-lagi kamu
berhasil menculik segala aksara yang telah tertata. Entah kenapa jika semesta
menyodorkan namamu, aku selalu kehilangan kata-kata untuk menuturkannya. Karena
terlalu banyak, karena telah beranakpinak dan berjuta-juta hal kecil tentangmu
terus-terusan berdesak. Entah kenapa untuk memulai “Hai” saat kita dipertemukan
saja membutuhkan berkilo-kilo keberanian untuk menghancurkan kegugupan. Meski
sudah lama pertemanan yang unik ini ada, kekagumanku akan
segala tentangmu tak bisa berkurang sesenti pun grafiknya. Kamu terlalu
sempurna untuk ukuran idola. Kamu selalu bisa bolak-balik membuatku bersyukur
untuk kejutan atas oleh-oleh dari tiap pertemuan.
Maaf, jika kadang aku bersembunyi dibalik
tempat yang paling sepi saat menceritakan kekaguman ini. Mungkin aku takkan ramai menyuarakan kekaguman, tapi ketahuilah aku akan berada
disana meski jadi sosok yang paling transparan. Mungkin kini kita lebih jarang
berkomunikasi, jarang bertegur sapa di dunia nyata dan jarang berbagi
cerita. Tapi aku masih mengetahui detil-detil tentangmu, masih menyediakan
ruang besar untuk mengasup segala sesuatu yang berkaitan tentang kamu.
Surat ini adalah surat yang paling sulit
dimulai dan yang paling sulit kutandai telah selesai. Karena masih kepadamulah
sumber kekagumanku bermuara, surat ini hanya sebagian dari aksara yang
terhimpit kegugupan untuk mengatakannya.
0 komentar:
Posting Komentar