Ketika kamu berlari, berloncat riang, bernyanyi, berteriak, dan bersorak. Tatapanku hanya mampu mengikuti, tanpa ingin menyentuh ataupun sedikit saja bisa merasakan aroma tubuhmu mendekati indra penciumanku. Sudahlah, aku terjebak untuk kesekian kalinya. Hanya ketertarikan sesaat yang mampu dijelaskan secara logis. 

Sudah malam, waktu lagi yang akan pisahkan kita. Langkahku terseret menjauhimu, semakin jauh, dan sangat jauh. Hingga punggungmu menghilang dari pandangan, hingga wajahmu benar-benar terhapus dari ingatan.
Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar